Welcome To My Blog , Follow me @ReviAudiva Thank's

Rabu, 05 Februari 2014

LOVE TRAIN



Justin point of view

Malam ini aku dan Revi menghabiskan malam dikamarnya dengan bercerita tentang semua hal apa saja yang sangat tidak penting untuk dibicarakan. Misalnya berapa harga pizza jika tanpa toping dan apa gunanya pizza disaat kita sedang perang dunia, bahkan air mataku hampir mengalir karena tertawa saat kami membicarakan berapa tahun yang obama butuhkan untuk merubah warna kulitnya menjadi putih. Aku tahu Revi sangat pintar dan cerdik,ia juga mampu membuatku nyaman dan tertawa
tawanya meledak saat aku membicarakan masa laluku yang suram,aku pernah jatuh terpeleset ditengah keramaian mall dan celanaku melorot saat pentas drama di sekolahku lima tahun yang lalu.
“baiklah bieber!hahahaha...berhenti membuatku tertawa” katanya memelas padaku, perutnya aku rasa sudah sangat sakit karena tertawa,melihatnya tertawa membuatku ikut tertawa dan merasa senang. Aku menyukai saat saat ia tersenyum dan tertawa dan aku sangat benci melihatnya diam dan menangis
jam menunjukan pukul 11 lewat 30 malam, sudah hampir 4 jam kami membicarakan semua hal yang tidak penting berdua dikamarnya, ia duduk bersila sementara aku berbaring menghadap kelangit langit
aku belum pernah menghabiskan waktu selama ini dengan tertawa dengan satu gadispun kecuali Revi McKenzie dihadapanku sekarang
setelah kami yakini bahwa tidak ada hal lain yang menarik dibicarakan, kami mulai membuka laptop dan camera digital milikku, kami berfoto berdua, membuatku tertawa dan merasa senang... beginikah rasanya surga?

Revi point of view

aku tertawa saat melihat hasil foto kami berdua, dengan cepat justin mencetak semua foto itu dan memberikannya untukku, wajahku dan justin terlihat sangat konyol. Justin memutar kedua bola matanya sambil memeluk leherku dari belakang sementara aku menjulurkan lidahku sambil memegangi kamera, dan foto justin saat mengenakan wig warna merah muda dan aku mengenakan wig berwarna kuning emas, aku tidak tahu justin darimana mendapatkan semua wig ini, yang jelas, semua hal yang kami lakukan malam ini membuatku sangat bahagia dan senang.
“kau tahu,wajahmu lebih tampan jika mengenakan wig itu” candaku pada justin, justin cemberut lalu berpura pura mencekek leherku,aku terkekeh. Aku sudah menganggap justin sebagai saudaraku sendiri, atau malah kakak laki-laki yang sangat aku harapkan kehadirannya sejak dulu, kakak yang bisa melindungi aku dari jahatnya allison dan selalu bisa menenangkan aku disaat aku menangis,entahlah.
setelah selesai menyentak foto dan kamipun membuat video menyanyi lagu love on top beyonce dengan gaya nerd, justin yang menyanyi sedangkan aku Cuma mengambil nada reffnya saja, seperti yang kalian tahu, suaranya memang emas. Aku terfikir untuk mengirimkan rekaman suaranya saat bernyanyi serius kepada produser musik di atlanta, mungkin justin bisa menjadi penyanyi hebat
“suaramu juga bagus, mengingatkanku dengan dentingan piano yang indah” bisik justin ditelingaku saat kami selesai membuat video yang sangat aneh dan lucu
“aku tidak bisa menyanyi sepertimu,bieber” balasku pelan. Justin tersenyum
“kau tahu,semua orang bisa menyanyi,hanya tinggal bagaimana cara dia menyampaikan lagunya dengan baik dan tepat” tambah justin lalu bangun dari duduknya, berjalan kesana kemari dihadapanku, membuat rasa kantukku menyerang seketika, jam juga sudah menunjukan pukul 12 malam, mompattie mungkin sebentar lagi akan pulang.
“aku mengantuk,mana janjimu bieber menyebalkan?” tanyaku menagih janji justin, yaitu menyanyikan aku lagu sebelum tidur. Justin mendengus kesal lalu duduk ditepi tempat tidurku, aku berbaring dengan nyaman. Justin menyanyikan lagu yang sangat indah,aku tidak tahu judulnya apa dan siapa yang membawakan lagu
itu, bahkan aku sempat mengira kalau justin yang menciptakan lagu itu sendiri. Justin masih menyanyi dan mataku mulai terasa sangat berat,perlahan aku menutup mataku tapi masih berusaha untuk terus mendengar suara itu masuk ke indera pendengaranku.

“MORNINGGG” sapa mompattie saat aku dan justin serempak turun kebawah, keruang makan, mompattie sudah rapi dengan setelan jasnya, sedangkan justin juga sudah rapi dengan pakaian kasual yang pas melekat ditubuhnya yang mulai berotot. Justin mengenakan kemeja sekaligus hoodie warna hijau zamrud dan jeans yang keren, tak lupa sneakers yang melekat dikedua kakinya yang kokoh. Justin memberi jel pada rambutnya sehingga terlihat keren dengan model spike khas pria remaja jaman sekarang, justin mencium kedua pipi mompattie dan mencubit kedua pipiku dengan geram, aku mendengus dan membalasnya dengan jitakan keras di keningnya. Ia mengerang
“Awh!bisakah kau memberi sapaan selamat pagi yang lebih manis dari sebuah jitakan, McKenzie” dengusnya kesal,aku terkekeh lalu mengoles rotiku dengan selai strawberry diatas meja makan, mompattie tersenyum melihat tingkah kami berdua
“mompatt semalam pulang jam berapa?maaf aku ketiduran semalam” kataku
“no problem,sweety.mom pulang jam 1 malam,kalian berdua pasti sudah tidur”
“aku harus tidur lebih lama karena harus menyanyikan gadis lucu ini sebuah lagu”
aku menepuk lengannya “bukan Cuma kemarin malam saja bieber, tapi selama aku disini,apa perlu aku sebutkan apa janjimu waktu itu,huh?” tantangku
justin menggaruk tengkuknya yang pasti tdak gatal
“asalkan kau mau membayarku dengan berlian setiap seminggu sekali,aku mau”
“BIEBER!Kau tidak bisa mengingkari janji yang telah kau ucap, pokoknya aku tidak mau tahu,kau harus menyanyikan sebuah lagu setiap malam untukku. Remember,setiap malam!” kataku ketus, justin tertawa
“iya iya,aku tahu.akan aku usahakan” balasnya
mompatt tertawa lalu segera berpamitan menuju kantornya
“mom pergi duluan,akan mom usahakan hari ini pulang lebih awal” katanya lalu mencium kening justin dan keningku, aku sangat bahagia sekarang, mompattie sudah menganggap aku sebagai anaknya, bahkan bagian dari keluarga kecilnya. Akhirnya aku bisa merasakan kasih sayang seorang ibu yang sudah lama aku cari

“aku pergi ya,kuharap kau mau menungguku nanti, jangan kabur, seluruh rumah sudah aku pasang cctv” goda justin padaku,aku tersenyum padanya
“siap bos”
justin mengacak rambutku, aku masih mengenakan baju tidur berwarna merah muda yang sudah pudar dimana-mana, aku sangat suka bahan dan coraknya, itu sebabnya aku selalu memakainya dua kali seminggu. 






Lanjutannta ntaran ya:3 biar gereget begetoh(?) wkwk._. oke guys, thanks for reading...
*lambaitanganalamissworld*

follow saya @ReviAudiva dan tolong klik www.soundcloud.com/reviaudiva dan follow ya:3
terima kasih yang tidak terhingga buat kalian semuah ({})

LOVE TRAIN



Justin point of view

“Revi,siapa?” tanyaku saat ada seseorang yang memencet bel rumahku, Revi langsung berdiri dari sofa yang kami duduki berdua, kami sedang duduk santai

sambil menonton film the notebook, Revi menggeleng lalu membuka pintu
“Hey Niall,come in” sapa Revi hangat sambil mengambil alih koper ungu ditangan Niall-teman Revi-. Niall, pria seumuranku bahkan lebih tua sedikit dengan rambut putih berantakan yang pasti keren menurut para gadis dan mata biru keabu abuannya yang aku yakin membuat Revi terpesona saat menatapnya.
“Justin!” panggil Revi lembut menyuruhku menghampiri dirinya dan Niall, aku langsung berdiri dan berhadapan dengan Niall
“Hey,justin bieber?” sapaku. Niall mengulurkan tangannya,aku menyambutnya
“Niall James Horan,bisa kau panggil Niall” sapanya hangat padaku, ia tersenyum manis. Aku membalas senyumannya. Revi tersenyum lalu menyuruh Niall duduk
baiklah, ia hanya menyuruh Niall.. setidaknya ia tidak menyebutkan namaku
“aku akan membuatkan minuman untukmu,Niall” katanya manis, Niall tersenyum
aku mencegahnya “Biar molly saja yang membuatkannya, kau hanya perlu memanggilnya kedapur dan memintanya membuatkan soft drink untuk Niall”kataku. Niall mengangguk saja
“itu lebih baik” gumam Niall pelan
“Baiklah” Ujar Revi lalu ia berlari menuju dapur, terlihat jelas bahwa ia tidak mau membuang waktunya untuk berbincang dengan pria berambut putih didepanku ini
aku memandangi Niall dengan tatapan yang penuh selidik, apa yang gadis itu lihat dari Niall,aku jauh lebih tampan dan keren dari Niall,bukan?
“Hey” kata Niall mengagetkanku,aku langsung tersentak dan membuyarkan lamunanku yang mulai tidak tentu arah. Niall melambaikan tangannya kearahku
“kau tidak apa-apa,aku dengar tadi,kau sakit?” tanya Niall padaku
“no.its okay,aku hanya kelelahan.dia pergi begitu saja dari rumah” balasku. Astaga. Apa perlu aku menceritakan kejadian tadi pagi padanya?
Niall mengangguk seolah mengerti lalu menatap Revi yang mendekat kearah kami membawa baki berisi dua gelas soft drink
“kuharap kau suka” katanya pada Niall
Niall mengangguk lalu meminum perlahan soft drink yang kutahu pasti buatan Molly, karena aku tau dari warna dan aroma soft drink buatan Molly.
“Niall,kuharap tidak apa apa jika aku pergi dari hotelmu lebih awal” desis Revi.aku mendogakkan wajahku kearahnya, Niall mengenggam tangan itu, tangan mungil yang selalu aku genggam jika aku melihatnya bersedih
“tidak apa-apa,kurasa kau akan jauh lebih baik berada disini,dekat dengan orang orang yang menyanyangimu” balas Niall,aku terdiam. Baiklah, aku duduk disini hanya sebagai audience, aku Cuma menganggu mereka berdua bermesraan. Tapi,aku sama sekali tidak mau pergi dari sini,aku harus mengamati semua gerak gerik Niall, aku tidak suka dia merebut perhatian Revi begitu saja.
“Baiklah,terima kasih atas minumannya yang lezat,kurasa aku harus kembali ke hotel” kata Niall berpamitan lalu berdiri,aku dan Revi mengantarnya menuju mobil sederhananya
“terima kasih sudah membantuku” bisik Revi lalu membalas pelukan Niall,
“terima kasih banyak bieber atas waktunya” pamit Niall padaku, aku membalas pelukan persahabatannya lalu mengangguk
“kapan saja kau mau kemari” balasku, ia tersenyum lalu memasuki mobilnya yang unik. Lalu mobil kodok itu dengan mulus membelah jalanan kompleks peruamahan ku dengan lancar.

Revi point of view

“Dia menyenangkan ya just?” tanyaku pada justin saat kami duduk duduk dibelakang rumah justin, kami duduk didua set ayunan dibelakang rumah justin yang teduh, ada terdapat pohon oak agak jauh dari ayunan dan taman bunga violet ungu yang indah, hari sudah sore, mompattie harus kembali ke kantornya karena ada beberapa urusan yang darurat. Aku tidak tahu pasti apa pekerjaan mom pattie,yang jelas pekerjaannya sangat bagus sehingga ia mampu membangun rumah semewah ini dan membiayai kuliah justin yang cukup mahal.
“besok aku akan kembali ke kampus, bagaimana,kau mau masuk kuliah atau dirumah saja?” tawar justin padaku
aku sangat ingin kuliah,tapi aku tidak tahu dan aku juga belum memikirkan itu dengan matang,aku juga tidak tahu bagaimana kelanjutan kehidupanku. Aku juga tidak tahu apakah aku harus disini atau malah pulang kembali ke los angeles,rumahku yang pasti sudah mulai dikuasai oleh allison dan anaknya.
“liburanmu sudah habis ternyata,huh?” tanyaku kembali,justin mengangguk
“haah,bagaimana?kau mau kuliah,kau bisa memilih jurusan apapun semaumu”
“aku tidak berpikir untuk kesana justin,aku tidak tahu”
“kau bisa tinggal disini selamanya,aku rasa mom akan senang”
“aku tidak tahu” balasku sekenanya, justin menghentikan ayunannya,
“mom akan pulang jam satu malam nanti,akan ada rapat mendadak, bila kau butuh sesuatu bisa minta molly dan jika kau mau keluar,jangan sampai larut malam dan pastikan kalian berdua sudah ada dirumah sebelum mom sampai with love mom” kata justin sambil membacakan pesan singkat dari mompatt yang masuk melalui handphonenya. Aku terkekeh,justin tersenyum misterius
“bagaimana kalau kita adakan acara semalam suntuk dengan bercerita”
“cerita apa?”
“hantu”
“its not funny, jey be” balasku ketus,justin tertawa lalu berjalan kearah belakangku dan membuatku terkejut dan hampir terjatuh saat ia mengayunkan ayunanku dengan sangat keras dan kencang
“JUSTIN!!!TIDAK LUCU KAU TAUU!!” kesalku,justin berlari berhamburan memasuki rumahnya,sementara aku harus menunggu ayunan ini berhenti dan menyeimbangkan tubuhku baru aku bisa berlari menyusul si bieber menyebalkan itu

LOVE TRAIN



Revi point of view

          Aku dan Niall jalan jalan ke taman didekat hotel atlanta. Niall mengenakan baju putih polos dan celana corak tentara yang keren, rambutnya ia biarkan berantakan tak disisir, sneakers warna warni yang indah dan jam tangan yang melekat pas dipergelangan tangannya sebelah kanan. Aku hanya mengenakan pakaian santai atasan babydoll dan skinnyjeans terbaru serta high hells top toe berwarna merah
“bagaimana hidupmu?” tanya Niall. Aku terdiam
“bahagia,seperti banyak orangnlainnya” kataku berbohong

“kau ke atlanta mau bertemu siapa?” tanya Niall lagi
“berlibur saja” balasku dingin Niall tahu aku tidak mau berbicara banyak dengannya ia hanya diam dan membelikanku ice cream rasa cokelat. Kami duduk disalah satu bangku panjang yang terletak manis ditaman bunga seperti ini.
“hidupmu bahagia bukan?kau bisa berlibur kemana saja yang kau mau”
“hidupku indah?lelucon!” balasku spontan
“ha?kenapa?” tanya niall penasaran
“oh tidak,tidak apa apa”

          aku menikmati ice cream pemberian Niall dan Niall menikmati ice cream vanilla yang terlihat enak itu. Aku merasakan sebuah tangan menyentuh pundakku. Aku menoleh kebelakang dan mendapati mompattie menatapku cemas masih menggunakan setelan jasnya.
“Mom pattie?” panggilku terkejut,bagaimana ini. Aku tidak mau kembali kerumahnya
“Revi,kenapa kau kabur dari rumah?”
Niall hanya terdiam menatapku cemas. Aku menggeleng dan pucat pasi
“aku tidak.. aku tidak mau merepotkanmu dan justin”
mom pattie terlihat lelah, lalu matanya memerah dan wajahnya lemah
“aku tidak tahu yang akan kau lakukan,tapi tolonglah,kembalilah”
“untuk apa?aku tidak mau mom, aku dan justin baru saja bertengkar hebat”
“aku mohon,pulanglah.kita bicarakan ini baik baik”
“justin pasti tidak menginginkan aku kembali,jadi buat apa aku kembali?”
“aku mohon,kita bisa mulai dari awal”
aku tertawa mompattie menatapku cemas
“aku tidak punya keluarga mom, tidak akan ada keluarga yang mau menampungku, aku tidak mau merasa kalau aku punya keluarga”
“tapi aku sudah menganggapmu sebagai anakku,Revi. Ayolah.aku tahu ego mu besar Revi,tapi tolong aku,sweetheart” katanya memelas. Aku cengengesan
“kau bilang egoku besar mom, aku tidak mau kembali,jangan paksa akuu” teriakku begitu saja.
“justin sakit. Tolong kembalilah” kata mompatt memelas, aku terdiam. Air mata mompatt akan keluar sebentar lagi gara gara menghadapi aku yang keras kepala ini
“justin sakit?”
“dia memikirkanmu sedari tadi, dia menangis membaca suratmu, aku belum membacanya ia memintaku menjemputmu kembali, ia sangat menyesal Revi”
aku terdiam,Niall menatapku meminta penjelasan
“aku sudah punya rumah dan teman,mom” kataku pelan
“lalu kami bukan keluarga dan temanmu,Revi.ayolah. jika kau tidak mau menginap dan kembali tidak apa apa, tapi tolonglah lihat keadaan justin.badannya panas.aku khawatir.aku tidak mau hal buruk menimpanya”
Aku langsung menarik tangan mompatt menuju mobilnya, aku yang membawa mobil mompatt dan ia duduk disebelahku. Tanganku mencengkram kemudi. Justin menangis mengetahui aku tidak dirumahnya? Justin menangis karena aku dan dia jatuh sakit karena memikirkan aku.

Justin point of view

Bidadari.....
kenapa begitu mirip dengan Revi? Wajah dan postur tubuhnya sama
ini hanya khayalan, mungkin pengaruh obat bius yang berlebihan ditubuhku
dia mana mungkin mau kembali kemari
“justin?” panggilnya lirih lalu mendekat kearahku. Oke baiklah,sekarang itu teras begitu nyata saat ia mengenggam tanganku yang hangat
“tidak mungkin” lirihku,ia tersenyum
“oke baiklah,maafkan aku bieber?”
aku terdiam, ia tersenyum lalu memelukku
“aku tau aku yang salah,aku sudah memarahimu dan pergi begitu saja”
“aku juga minta maaf,aku keterlaluan” tambahku lalu tersenyum. Rasa sakit dan dingin tubuhku kurasa sudah hilang, tubuhku membaik begitu saja
“kenapa kau bisa sakit bodoh?” tanyanya,aku tertawa
“aku tidak sakit,aku hanya kelelahan”
“oke baiklah, aku bisa pergi sekarang?” tanyanya,aku terdiam, dia datang tidak untuk kembali,hanya untuk melihatku. Sakitku rasanya kembali menyerang, aku langsung drop. Dia tidak akan benar benar memaafkan aku
“kenapa kau tidak tinggal disini?”
“aku tidak bisa, aku sudah punya rumah dan teman lainnya”
bagaikan tersambar petir,kau tahu?
“aku sudah menginap di atlanta hotel dan aku sudah mempunyai Niall,temanku”
katakan padaku kalau kau hanya berteman ayolah.katakan padaku kau hanya berteman dengan pria bernama Niall itu. Ayolaah Revi....
air mataku entah kenapa menetes pelan, aku mulai ragu kalau aku ini lakilaki. Kenapa dengan mudah hatiku tersentuh seperti ini. Kenapa aku tidak mau kehilangannya
“kau bisa tinggal,aku akan sangat senang”
“tidak bisa,aku sudah memesan kamar untuk seminggu,justin”
“aku yang akan membayaarnya asalkan kau mau kesini kembali,ayolah” bujukku
dia mengeleng. Matanya redup lalu ia tersenyum





Aku menyanyikannya sepenggal lagu buatanku sendiri,ia menangis begitu saja. Lalu kepalanya jatuh diatas tubuhku yang terbaring.ia menangis diatas dadaku. Aku merasakan air matanya membasahi bajuku.. aku mengelus kepalanya. Aku tidak suka ia menangis
“kenapa kau menangis?”
“kau menyanyikannya indah sekali justin” balasnya
“baiklah.kau berlebihan” kataku lalu tertawa
“sekarang maukah kau kembali kerumahku lagi,aku akan selalu menyanyikanmu lagu sebelum tidur” tawarku. Ia mengangguk begitu saja dan langsung memelukku
“aku menyanyanginya tuhan” bisikku lirih pada diriku sendiri. Dan aku tidak mau waktu begitu saja mengalir.

Revi point of view

aku akhirnya kembali kerumah justin, entahlah, mendengar tawarannya yang akan menyanyikanku sebuah lagu setiap malam membuatku antusias,aku selalu menyukai ia menyanyi.membuatku tenang dan bahagia.
aku memeluknya sekarang. Jantungnya berdetak tak karuan. Aku membahasi kaus polosnya dengan air mataku. Ia tersenyum
“baiklah,aku akan meminta Niall membawa barangku kemari” balasku
“Niall?aku bisa menyewa orang lain Revi”
“Niall teman specialku justin,anaknya baik dan tampan” balasku. Justin terdiam.
aku menyukai Niall. Bahkan aku sangat menyukai nya terutama rambut nya
“Niall yang memberikanku diskon menginap di hotel bintang lima itu.dia anak orang kaya tapi sederhana,aku suka berteman dengannya” balasku tak mau kalah. Justin hanya diam, lalu melepaskan tanganny dari kepalaku, kelihatannya ada yang tidak  beres dengan big buddy bieber satu ini.entahlah,kenapa aku merasakan bahwa ia cemburu?oke, kalau benar itu pasti salah, mana mungkin seorang justin bieber menyukaiku? Dia mana mungkin bisa menerima aku dengan apa adanya diriku, biar kutebak.mungkin tipe nya itu setingkat beyonce,demi lovato atau malah taylor swift. Tidak mustahil jika ia bisa berkencan dengan taylor, taylor sangat cantik dan justin sangat tampan,sedangkan aku... aku terakhir kali kencan bersama harry styles, pria inggris berambut keriting yang menggemaskan. Setelah menelpon Niall dan Niall dengan senang hati membawakanku seluruh barang milikku.

“Hey Niall,come in” sapaku pada Niall yang masih keren walaupun sempat aku tinggalkan ditaman beberapa waktu lalu,Niall masuk dengan koper familiar dimataku.koper siapa lagi selain milikku yang mempunyai corak unik seperti ini, corak koperku berbeda dengan corak bulu kucing atau macan tutul,koperku bergaris garis putih dan warna ungu yang dominan

LOVE TRAIN



Revi point of view

aku merasakan kalau justin menangis setelah aku mengunci pintu kamarku. Tepatnya pintu kamar tamu keluarga bieber. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya mengeluarkan emosiku yang terpendam selama ini. Aku tidak tahu kalau aku mengeluarkan kata yang membuat justin sakit hati. Oh hebat! Justin bieber dan keluarganya tidak akan memaafkanku, mereka tidak akan membiarkanku mengotori rumahnya lagi. Aku juga tidak akan mau lagi tinggal disini.
“sudah Revi Ardelina McKenzie.jangan menangis lagi, kau tahu, kau terlalu kuat

untuk menangis hal yang bodoh” bisikku lirih pada diriku sendiri, kuhapus air  mata dikedua pipiku, melihat rambutku yang berantakan dan piyama mom pattie yang masih melekat setia ditubuh mungilku, aku segera mandi dan mengemaskan seluruh pakaian milikku yang berada didekat westafel, mompattie pasti baru saja menaruhnya disana, kukeluarkan tanktop putih dan skinny jeans favoriteku diatas tanktop kupakai blezer merah yang menjadi blezer faavoriteku. Kupakai sepatu high top merk terkenal saat aku membelinya musim gugur kemarin. Kusemprotkan parfum taylor swift disekitar tubuhku dan mengemas semua barangku yang masih ada dirumah ini, aku duduk sebentar ditepi tempat tidur yang berantakan karenaku, segera aku merapikan semuanya sebelum mompattie pulang dari kantornya,aku tidak akan berpamitan lagi,mereka pasti akan mencegahku pergi.

          aku keluar dari jendela disamping tempat tidur king itu dan mendarat dengan mulus walaupun kakiku terjebak sedikit diatas rumput tajam yang sengaja diletakkan keluarga bieber, aku tertawa.berusah menghibur diriku sendiri yang kesepian.
justin sepertinya sudah dikamarnya atau malah keluar kerumah temannya atau kemana saja aku tidak peduli. Justin pasti tidak menginginkan aku disini karena tadi aku sudah membuatnya hampir meledak dan menangis. Aku tidak suka mata hazel itu memerah karena ku. Karena kebodohan emosiku yang meluap begitu saja.
kulangkahkan kakiku menjauh dari rumah justin yang besar. Aku tertangkap tukang kebun keluarga bieber yang sedang memotong mawar belukar yang tumbuh ditempat yang sangat tidak indah
“Ms.McKenzie” sapa sir thomson. Tukang kebun justin yang sudah mengenalku sejak kemarin malam. Saat aku dan justin jalan jalan keluar, ia juga berada disini sebelumnya, apakah ia mendengar pertengkaranku dan justin?semoga tidak.
“oh hey mr.thomson” sapaku hangat lalu berusaha menyembunyikan koperku
“nona mau kemana,kenapa harus membawa koper sebesar itu?”
“ha?aku aku hanya mau jalan jalan” balasku sekenanya, mengeluarkan seenyumanku
“nona mau pergi dari rumah ini?”
oh ayolah,sekarang aku harus berbuat apa.
“ha aku. Aku aku sudah selesai menginap di rumah bieber ini, aku akan kembali ke apartment ku di atlanta,tidak cukup jauh dari sini. Aku tidak mau merepotkan mereka sementara aku punya tempat tinggal... dan... dan keluarga” balasku secepat mungkin. Air wajahku berubah. Aku sudah berbohong untuk hal yang tidak akan pernah ada. Keluarga,kenapa aku mengeluarkankata keluarga itu. Aku malah tidak mempunyai keluarga sekarang ataupun nanti
“sudah meminta izin dari Mrs.Bieber dan justin?” tanya mr.thomson menyebutkan nama mom pattie dan justin
“sudah” balasku secepatnya, ia tersenyum lalu memelukku
“kami senang kau sudah pernah menjadi bagian dari rumah ini, selamat jalan”
“terima kasih” balasku lalu melepaskan pelukan mr.thomson yang sudah tua. Aku lalu keluar dengan mulus melewati pintu pagar..
huffftt... hampir saja
aku tersenyum pada kepintaranku berbohong..
setelah jalan jalan sekitar kompleks rumah justin, aku berjalan menuju jalan raya sambil mencoba menghibur diriku sendiri. Aku menghampiri restaurant paris disebrang jalan untuk mengisi perutku yang mulai berdemo. Waktunya makan siang.. untung saja aku membawa uang yang lumayan banyak dan kartu kredit yang akan cukup jika aku menyewa apartment sekalipun, dan tagihannya akan datang kerumahku yang lama, aku bisa membayangkan allison pasti heran tagihan kartu kredit akan banyak. Dan dia pasti akan membayarnya mau tidak mau, lagipula, dia tidak akan bisa menjual mobil,rumah,perhiasan dan villa keluargaku di hawai,oklahoma,memphis,las vegas dan victoria. Kenapa aku tidak menuju villa keluarga ku saja? Oh tidak.. aku pasti akan lebih mudah mengingat kedua orang tuaku.
setelah mengisi perut dengan lasagna enak didunia, aku langsung menuju hotel terdekat, besok atau lusa, aku akan menyewa apartment, proses tidak semudah itu,bukan?
setelah sampai di ATLANTA GOLD HOTEL AND MALL aku langsung memesan kamar suite teristimewa denganku, tak lupa dengan kartu kredit. Haha..
“baiklah.Ms.McKenzie,aku akan mengantarkanmu kekamarmu” kata salah satu pelayan hotel kepadaku.
“baiklah,siapa namamu?” tanyaku padanya saat kami berada didalam lift
“Niall” katanya pelan.. aku mengangguk menunggu ia melanjutkan
“Niall James Horan lebih tepatnya”
“baiklah”
ia tersenyum, niall mempunyai mata biru keabu abuan yang teduh dan bersinar dibawah sinar matahari. Rambutnya putih belukar khas pria irlandia, rambutnya berantakan dan terlihat keren, Niall mengenakan seragam jaz hotel ini dan senyumannya tidak akan pudar.

          sesampainya didalam kamar hotelku, aku menyuruh Niall masuk, sangat membosankan jika hanya ada aku dikamar sebesar ini. Aku menyuruhnya duduk disalah satu sofa merah muda pesananku.
“ceritakan hidupmu” pintaku, niall terkejut
“bukannya anda orang sibuk,untuk apa mendengar cerita yang pasti membosankan”
“ayolah,aku kesepian jika hanya sendirian disini” pintaku memelas, niall tersenyum
“aku anak pertama dan terakhir dari Mr dan Mrs. Horan” katanya lucu, aku terkekeh
“aku tidak pernah menceritakan ini sebelumnya, aku anak pewaris tunggal hotel ini dan sebagian besar hotel di atlanta. Aku baru saja lulus kuliah dengan cumlaude disalah satu universitas di inggris, jurusan bisnis. Aku menjadi pelayan hotel karena aku senang menjadi orang sederhana,mereka semua tidak kenal siapa aku, kuharap. Kau mau menjaga rahasiaku kan?” katanya aku terdiam. Hidupnya menarik. Niall tersenyum,
“kau mau jalan-jalan keliling atlanta pada sore hari?” tawar Niall manis
“bukan ide yang buruk”
“aku akan mengetuk pintu kamarmu jam 4 nanti,sekarang kau boleh beristirahat dengan tenang”
“baiklah,terima kasih horan. Aku akan senang jika kau mau memberi diskon untuk kamar mewah ini, untukku” kataku sambil bercanda, kukira Niall akan menghiraukannya
“tenang saja, aku akan menyuruh ayahku memberikanmu free pay untuk semua yang kau pesan,ingat?aku anak boss” kata Niall bercanda lalu tertawa
“oke,Mr.Rich” godaku. Niall langsung keluar dari kamarku

          Aku tidak tahu bagaimana kisah hidupku selanjutnya, aku masih memikirkan justin.ia pasti bingung melihat aku tidak ada dikamarnya.



justin point of view

          aku menyesal,sangat sangat menyesal. Kenapa aku bisa se emosi itu kepada 
Revi, dia pasti menangis karena bentakanku. Dia pasti tidak akan memaafkanku. Denga segenap keberanian. Kuketuk pintu kamarnya
“Revi,bisakah aku masuk” kataku pelan, ia bergeming
aku mencoba membuka pintu kamarnya, ternyata tidak dikunci
aku melihat tubuhnya tertutup selimut. ia sedang tertidur rupanya.. aku tersenyum lalu duduk ditepi tempat tidurnya

“Revi McKenzie,maafkan aku jika aku keterlaluan, aku tidak berniat seperti itu, kau tau,aku memang salah dan aku menyesal. Aku mau meminta maaf,mungkin kau tidak akan memaafkan aku” kataku pelan
ia bergeming. Mungkin ia sudah terlelap
“aku sungguh sungguh menyesal. Semua kata kata yang keluar dari bibirku, aku kecewa dan aku menyesal itu semua tidaklah sebenarnya,kuharap kau tau”
kataku sambil mencoba mengelus kepalanya, namun. Saat aku merasakan bahwa tubuhnya tidak seempuk ini. Aku segera membuka selimutnya dan mendapati dua buah guling yang menipuku. Aku terkejut dan bingung. Kemana dia? Apakah dia pergi dari sini? Aku tak karuan
“kemana dia, kemana dia?” tanyaku pada diriku sendiri. Aku mendapati sebuah surat di atas meja lampu tidur disebelah tempat tidurnya.

TO : JUSTIN BIEBER


          Saat kau membaca surat ini,mungkin aku sudah tidak ada dikamarmu. Aku sudah pergi entah kemana, kau tau seluruh kisah hidupku. Aku tidak akan memaksamu mengingatku lagi. Aku minta maaf dengan seluruh sikap tidak baikku. Aku menyesal telah membentakmu justin,sungguh aku tidak berharap kau akan menjemputku kembali kerumahmu. Aku memiliki kehidupanku dan kau punya kehidupanmu sendiri. Aku tidak mau membuatmu kepikiran tentangku justin
sungguh kau anak yang baik, aku selalu suka kau. Aku suka karena kau sudah mau mendengar keluh kesah dan tangisku. Aku suka karena kau sudah mau menjadi temanku.
          Oh Bieber! Aku sangat berterima kasih kepadamu, sampaikan permohonan maafku untuk mompattie, maaf aku tidak berpamitan. Aku tidak mau kau mencari aku lagi.. aku akan memulai hidupku yang baru.. aku tidak mau kehadiran aku menyusahkanmu. Aku sangat senang bisa menjadi bagian dari keluargamu

walaupun Cuma satu malam, heheJ percayalah.. aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu,justin bieber. Temanku. Saat kau selesai baca ini. Tolong jangan ganggu aku lagi, jangan cari dan jangan memikirkan aku.. aku sudah bisa hidup sendiri, dan aku tidak akan menyerah begitu saja dengan allison dan saudara tiri yang jahat kepadaku. Perkataanmu benar,aku harus menghadapi masalahku bukan menjauhinya. Terima kasih, temanku
Sincerely,
Revi Ardelina McKenzie ;p

          mataku panas membaca surat itu, air mataku mengalir begitu saja, aku sudah membuatnya marah dan kecewa padaku. Kakiku langsung lemas dan aku langsung jatuh terduduk dilantai marmer yang dingin, mengusap kedua mataku lalu.. aku tidak tahu lagi.. semangatku sudah hilang begitu saja
          Saat mom pulang, ia langsung terkejut karena aku menangis dikamarku yang luas, mom langsung memelukku dan menanyakan sebab kenapa aku menangis
“dia pergi,mom” kataku pelan
“kau panas justin, kau demam.astaga” kata mom sambil meraba keningku, aku memang merasakan bahwa aku demam, aku selalu kepikiran bagaimana Revi. Ia akan tinggal dimana? Dia pasti ketakutan
“aku akan panggilkan dokter, kau jangan memikirkannya.aku akan mencarinya”
“sampai ketemu mom?” pintaku pelan, mom mengangguk
“aku akan mencarinya sampai ketemu”