Welcome To My Blog , Follow me @ReviAudiva Thank's

Rabu, 05 Februari 2014

LOVE TRAIN



Revi point of view

aku merasakan kalau justin menangis setelah aku mengunci pintu kamarku. Tepatnya pintu kamar tamu keluarga bieber. Aku tidak tahu harus berkata apa. Aku hanya mengeluarkan emosiku yang terpendam selama ini. Aku tidak tahu kalau aku mengeluarkan kata yang membuat justin sakit hati. Oh hebat! Justin bieber dan keluarganya tidak akan memaafkanku, mereka tidak akan membiarkanku mengotori rumahnya lagi. Aku juga tidak akan mau lagi tinggal disini.
“sudah Revi Ardelina McKenzie.jangan menangis lagi, kau tahu, kau terlalu kuat

untuk menangis hal yang bodoh” bisikku lirih pada diriku sendiri, kuhapus air  mata dikedua pipiku, melihat rambutku yang berantakan dan piyama mom pattie yang masih melekat setia ditubuh mungilku, aku segera mandi dan mengemaskan seluruh pakaian milikku yang berada didekat westafel, mompattie pasti baru saja menaruhnya disana, kukeluarkan tanktop putih dan skinny jeans favoriteku diatas tanktop kupakai blezer merah yang menjadi blezer faavoriteku. Kupakai sepatu high top merk terkenal saat aku membelinya musim gugur kemarin. Kusemprotkan parfum taylor swift disekitar tubuhku dan mengemas semua barangku yang masih ada dirumah ini, aku duduk sebentar ditepi tempat tidur yang berantakan karenaku, segera aku merapikan semuanya sebelum mompattie pulang dari kantornya,aku tidak akan berpamitan lagi,mereka pasti akan mencegahku pergi.

          aku keluar dari jendela disamping tempat tidur king itu dan mendarat dengan mulus walaupun kakiku terjebak sedikit diatas rumput tajam yang sengaja diletakkan keluarga bieber, aku tertawa.berusah menghibur diriku sendiri yang kesepian.
justin sepertinya sudah dikamarnya atau malah keluar kerumah temannya atau kemana saja aku tidak peduli. Justin pasti tidak menginginkan aku disini karena tadi aku sudah membuatnya hampir meledak dan menangis. Aku tidak suka mata hazel itu memerah karena ku. Karena kebodohan emosiku yang meluap begitu saja.
kulangkahkan kakiku menjauh dari rumah justin yang besar. Aku tertangkap tukang kebun keluarga bieber yang sedang memotong mawar belukar yang tumbuh ditempat yang sangat tidak indah
“Ms.McKenzie” sapa sir thomson. Tukang kebun justin yang sudah mengenalku sejak kemarin malam. Saat aku dan justin jalan jalan keluar, ia juga berada disini sebelumnya, apakah ia mendengar pertengkaranku dan justin?semoga tidak.
“oh hey mr.thomson” sapaku hangat lalu berusaha menyembunyikan koperku
“nona mau kemana,kenapa harus membawa koper sebesar itu?”
“ha?aku aku hanya mau jalan jalan” balasku sekenanya, mengeluarkan seenyumanku
“nona mau pergi dari rumah ini?”
oh ayolah,sekarang aku harus berbuat apa.
“ha aku. Aku aku sudah selesai menginap di rumah bieber ini, aku akan kembali ke apartment ku di atlanta,tidak cukup jauh dari sini. Aku tidak mau merepotkan mereka sementara aku punya tempat tinggal... dan... dan keluarga” balasku secepat mungkin. Air wajahku berubah. Aku sudah berbohong untuk hal yang tidak akan pernah ada. Keluarga,kenapa aku mengeluarkankata keluarga itu. Aku malah tidak mempunyai keluarga sekarang ataupun nanti
“sudah meminta izin dari Mrs.Bieber dan justin?” tanya mr.thomson menyebutkan nama mom pattie dan justin
“sudah” balasku secepatnya, ia tersenyum lalu memelukku
“kami senang kau sudah pernah menjadi bagian dari rumah ini, selamat jalan”
“terima kasih” balasku lalu melepaskan pelukan mr.thomson yang sudah tua. Aku lalu keluar dengan mulus melewati pintu pagar..
huffftt... hampir saja
aku tersenyum pada kepintaranku berbohong..
setelah jalan jalan sekitar kompleks rumah justin, aku berjalan menuju jalan raya sambil mencoba menghibur diriku sendiri. Aku menghampiri restaurant paris disebrang jalan untuk mengisi perutku yang mulai berdemo. Waktunya makan siang.. untung saja aku membawa uang yang lumayan banyak dan kartu kredit yang akan cukup jika aku menyewa apartment sekalipun, dan tagihannya akan datang kerumahku yang lama, aku bisa membayangkan allison pasti heran tagihan kartu kredit akan banyak. Dan dia pasti akan membayarnya mau tidak mau, lagipula, dia tidak akan bisa menjual mobil,rumah,perhiasan dan villa keluargaku di hawai,oklahoma,memphis,las vegas dan victoria. Kenapa aku tidak menuju villa keluarga ku saja? Oh tidak.. aku pasti akan lebih mudah mengingat kedua orang tuaku.
setelah mengisi perut dengan lasagna enak didunia, aku langsung menuju hotel terdekat, besok atau lusa, aku akan menyewa apartment, proses tidak semudah itu,bukan?
setelah sampai di ATLANTA GOLD HOTEL AND MALL aku langsung memesan kamar suite teristimewa denganku, tak lupa dengan kartu kredit. Haha..
“baiklah.Ms.McKenzie,aku akan mengantarkanmu kekamarmu” kata salah satu pelayan hotel kepadaku.
“baiklah,siapa namamu?” tanyaku padanya saat kami berada didalam lift
“Niall” katanya pelan.. aku mengangguk menunggu ia melanjutkan
“Niall James Horan lebih tepatnya”
“baiklah”
ia tersenyum, niall mempunyai mata biru keabu abuan yang teduh dan bersinar dibawah sinar matahari. Rambutnya putih belukar khas pria irlandia, rambutnya berantakan dan terlihat keren, Niall mengenakan seragam jaz hotel ini dan senyumannya tidak akan pudar.

          sesampainya didalam kamar hotelku, aku menyuruh Niall masuk, sangat membosankan jika hanya ada aku dikamar sebesar ini. Aku menyuruhnya duduk disalah satu sofa merah muda pesananku.
“ceritakan hidupmu” pintaku, niall terkejut
“bukannya anda orang sibuk,untuk apa mendengar cerita yang pasti membosankan”
“ayolah,aku kesepian jika hanya sendirian disini” pintaku memelas, niall tersenyum
“aku anak pertama dan terakhir dari Mr dan Mrs. Horan” katanya lucu, aku terkekeh
“aku tidak pernah menceritakan ini sebelumnya, aku anak pewaris tunggal hotel ini dan sebagian besar hotel di atlanta. Aku baru saja lulus kuliah dengan cumlaude disalah satu universitas di inggris, jurusan bisnis. Aku menjadi pelayan hotel karena aku senang menjadi orang sederhana,mereka semua tidak kenal siapa aku, kuharap. Kau mau menjaga rahasiaku kan?” katanya aku terdiam. Hidupnya menarik. Niall tersenyum,
“kau mau jalan-jalan keliling atlanta pada sore hari?” tawar Niall manis
“bukan ide yang buruk”
“aku akan mengetuk pintu kamarmu jam 4 nanti,sekarang kau boleh beristirahat dengan tenang”
“baiklah,terima kasih horan. Aku akan senang jika kau mau memberi diskon untuk kamar mewah ini, untukku” kataku sambil bercanda, kukira Niall akan menghiraukannya
“tenang saja, aku akan menyuruh ayahku memberikanmu free pay untuk semua yang kau pesan,ingat?aku anak boss” kata Niall bercanda lalu tertawa
“oke,Mr.Rich” godaku. Niall langsung keluar dari kamarku

          Aku tidak tahu bagaimana kisah hidupku selanjutnya, aku masih memikirkan justin.ia pasti bingung melihat aku tidak ada dikamarnya.



justin point of view

          aku menyesal,sangat sangat menyesal. Kenapa aku bisa se emosi itu kepada 
Revi, dia pasti menangis karena bentakanku. Dia pasti tidak akan memaafkanku. Denga segenap keberanian. Kuketuk pintu kamarnya
“Revi,bisakah aku masuk” kataku pelan, ia bergeming
aku mencoba membuka pintu kamarnya, ternyata tidak dikunci
aku melihat tubuhnya tertutup selimut. ia sedang tertidur rupanya.. aku tersenyum lalu duduk ditepi tempat tidurnya

“Revi McKenzie,maafkan aku jika aku keterlaluan, aku tidak berniat seperti itu, kau tau,aku memang salah dan aku menyesal. Aku mau meminta maaf,mungkin kau tidak akan memaafkan aku” kataku pelan
ia bergeming. Mungkin ia sudah terlelap
“aku sungguh sungguh menyesal. Semua kata kata yang keluar dari bibirku, aku kecewa dan aku menyesal itu semua tidaklah sebenarnya,kuharap kau tau”
kataku sambil mencoba mengelus kepalanya, namun. Saat aku merasakan bahwa tubuhnya tidak seempuk ini. Aku segera membuka selimutnya dan mendapati dua buah guling yang menipuku. Aku terkejut dan bingung. Kemana dia? Apakah dia pergi dari sini? Aku tak karuan
“kemana dia, kemana dia?” tanyaku pada diriku sendiri. Aku mendapati sebuah surat di atas meja lampu tidur disebelah tempat tidurnya.

TO : JUSTIN BIEBER


          Saat kau membaca surat ini,mungkin aku sudah tidak ada dikamarmu. Aku sudah pergi entah kemana, kau tau seluruh kisah hidupku. Aku tidak akan memaksamu mengingatku lagi. Aku minta maaf dengan seluruh sikap tidak baikku. Aku menyesal telah membentakmu justin,sungguh aku tidak berharap kau akan menjemputku kembali kerumahmu. Aku memiliki kehidupanku dan kau punya kehidupanmu sendiri. Aku tidak mau membuatmu kepikiran tentangku justin
sungguh kau anak yang baik, aku selalu suka kau. Aku suka karena kau sudah mau mendengar keluh kesah dan tangisku. Aku suka karena kau sudah mau menjadi temanku.
          Oh Bieber! Aku sangat berterima kasih kepadamu, sampaikan permohonan maafku untuk mompattie, maaf aku tidak berpamitan. Aku tidak mau kau mencari aku lagi.. aku akan memulai hidupku yang baru.. aku tidak mau kehadiran aku menyusahkanmu. Aku sangat senang bisa menjadi bagian dari keluargamu

walaupun Cuma satu malam, heheJ percayalah.. aku selalu mendoakan yang terbaik untukmu,justin bieber. Temanku. Saat kau selesai baca ini. Tolong jangan ganggu aku lagi, jangan cari dan jangan memikirkan aku.. aku sudah bisa hidup sendiri, dan aku tidak akan menyerah begitu saja dengan allison dan saudara tiri yang jahat kepadaku. Perkataanmu benar,aku harus menghadapi masalahku bukan menjauhinya. Terima kasih, temanku
Sincerely,
Revi Ardelina McKenzie ;p

          mataku panas membaca surat itu, air mataku mengalir begitu saja, aku sudah membuatnya marah dan kecewa padaku. Kakiku langsung lemas dan aku langsung jatuh terduduk dilantai marmer yang dingin, mengusap kedua mataku lalu.. aku tidak tahu lagi.. semangatku sudah hilang begitu saja
          Saat mom pulang, ia langsung terkejut karena aku menangis dikamarku yang luas, mom langsung memelukku dan menanyakan sebab kenapa aku menangis
“dia pergi,mom” kataku pelan
“kau panas justin, kau demam.astaga” kata mom sambil meraba keningku, aku memang merasakan bahwa aku demam, aku selalu kepikiran bagaimana Revi. Ia akan tinggal dimana? Dia pasti ketakutan
“aku akan panggilkan dokter, kau jangan memikirkannya.aku akan mencarinya”
“sampai ketemu mom?” pintaku pelan, mom mengangguk
“aku akan mencarinya sampai ketemu”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar